Wednesday, December 31, 2008

Kunjungan Pertama Ke Dokter Kandungan

Setelah mempertimbangkan beberapa dokter dan rumah sakit bersalin yang informasinya aku dapatkan dari beberapa sumber, akhirnya kami memutuskan untuk memeriksakan kehamilanku pada Dr. Dwi Rasyanti SPOG di RS Haji Pondok Gede. Aku memilih dokter perempuan karena rasanya aku lebih nyaman dibandingkan dengan dokter laki-laki, apalagi ini adalah kehamilan pertamaku. Dan dari beberapa sumber yang aku dapatkan, Dokter Yanti - begitu beliau biasa di sapa - ini track recordnya bagus.
Pada pemeriksaan pertama ini, aku di USG, dan Dokter menyatakan aku memang positif hamil, karena kami bisa melihat 'kantong' yang nantinya akan menjadi tempat bertumbuhnya janin, melalui layar monitor. Alhamdulillah, sekarang aku lebih lega lagi karena sudah dikonfirmasikan oleh dokter bahwa aku benar-benar hamil. Dan terhitung dari hari pertama menstruasi terakhirku, aku telah hamil 6 minggu. Aku diberi vitamin Folat (folavit), dan diminta untuk periksa kembali 1 bulan mendatang.
Kesan pertamaku terhadap Dokter Yanti cukup baik, beliau adalah seorang wanita yang ramah, wajahnya mirip Neno Warisman :) Di samping itu cara beliau berkomunikasi juga tidak menegangkan, ada beberapa hal yang aku tanyakan, dan aku cukup puas dengan penjelasan-penjelasan beliau. Beliau cuma berpesan agar aku rajin mencari informasi seperti membaca buku dan majalah atau surfing di internet. Beliau sempat tersenyum waktu aku bilang bahwa nama beliaupun kami dapatkan dari internet :)

Thursday, December 25, 2008

Positif Hamil

Pagi ini aku dan Abang begitu bahagia karena hasil test kehamilanku dengan test pack hasilnya positif. Buatku hal ini bukan saja menggembirakan tapi juga mengejutkan, aku benar-benar tidak menduga Allah akan sedemikian cepat menganugerahkan keturunan kepada kami. Abang langsung melakukan sujud syukur begitu aku memperlihatkan hasil test tersebut.
Mamaku juga sangat bahagia, karena sebenarnya beliau sempat mengkhawatirkan keadaanku, mengingat dalam keluarga kami, banyak wanita-wanita yang tidak dikaruniai anak. Dari pihak keluarga papaku, keempat kakak wanitanya tidak memiliki anak. Sementara dari pihak keluarga mamaku, bude mamaku juga tidak memiliki anak. Belum lagi omongan beberapa kerabat yang khawatir karena keluarga kami memelihara kucing yang merupakan salah satu binatang penular virus toksoplasmosis di samping anjing dan burung.
Tapi untuk lebih yakinnya, tentunya aku harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Wednesday, December 24, 2008

Last Working Day Of 2008

Hari ini adalah hari kerja terakhir di tahun 2008. Suasana di kantor rasanya seolah liburan telah tiba, kami berpakaian non formal dan tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan.
Siang harinya kami pergi ke Hema Cafe di area TIS Square untuk makan siang. Waktu makan siang kami pun jauh lebih panjang dari biasanya. Kami berangkat pukul 11.30 dan baru tiba di kantor pukul 14.30.
Sudah bebarapa kali kami pergi ke sana. Makanan yang sudah pernah aku coba adalah cream soup, spagetti bolognese, lasagna, beef sandwich, tenderloin steak dan nasi goreng. Dan siang itu aku mencoba satu menu baru di cafe tersebut, Sop Buntut Goreng. Dan seperti menu-menu yang lainnya, menu yang satu ini pun cukup enak.

Wednesday, November 26, 2008

Telaga Seafood Restaurant

Ini pertama kalinya aku mencoba menulis tentang kuliner, mudah-mudahan hasilnya nggak malu-maluin :)
Kemarin kebetulan aku dan teman-teman kantor berkesempatan untuk makan siang bersama di Telaga Seafood Restaurant yang lokasinya sekitar 700m keluar dari Pintu Tol Cibubur. Venuenya cukup menarik karena tepat berada di tepi danau Jambore. Jika sore hari tentu udaranya lebih sejuk dan pemandangannya juga lebih teduh. Berhubung kami pergi siang hari, panasnya cukup terasa meskipun sudah dibantu oleh beberapa kipas angin besar.
Pelayanannya cukup memuaskan. Mengingat cukup banyak restoran yang menyajikan menu lezat tapi kita harus menunggu cukup lama sampai makanan dihidangkan, Telaga Restaurant termasuk cepat dalam menyajikan hidangan-hidangan yang kami pesan. Untuk kapasitas 20 orang, seluruh hidangan siap dalam waktu sekitar 20 menit.
Sambil menunggu hidangan tersaji, kami disuguhi asinan bengkoang. Rasanya agak pedas, oke juga untuk pembangkit selera, meskipun kemarin kami tidak terlalu membutuhkannya karena perut kami semua sudah keroncongan dan siap menyantap apapun yang dihidangkan :)
Ikan Kuwe bakarnya enak, matang dan berani bumbu. Makannya dicocol di sambal kecap atau sambal terasi yang dihidangkan di piring-piring kecil. Ikan Gurame gorengnya juga gurih dan crispy, cocok sekali dengan sambel kecapnya. Udang peci rebusnya juga fresh dan manis. Dan yang paling menggugah selera adalah Cumi Saus Padang yang memadukan rasa manis asin dan pedas dalam saus kental yang warnanya sangat menggoda. Aku bukan penggemar masakan cumi, tapi kemarin aku acungkan jempol buat menu yang satu ini. Selebihnya ada beberapa menu sayur seperti gado-gado dan karedok, cah kangkung dan tauge cah ikan asin. Ada juga tahu dan tempe goreng sebagai side dish.
Kemudian, makan siang kami ditutup dengan hidangan es potong. Aku makan es potong kacang ijo, rasanya enak, butir-butir kacang ijo menempel di es potong tersebut, dibalut coklat, yummy!!!
Untuk harga, memang tidak tergolong murah, meskipun bukan berarti super mahal. Menurutku, uang yang kami keluarkan seimbang dengan kepuasan yang kami dapatkan.

Monday, November 17, 2008

Selamat Datang Kayla!

Tanggal 15 November 2008, pukul 3.47 sore, sahabatku, Lely & Wandi menerima karunia Allah berupa kelahiran putri pertama mereka, yang diberi nama Kayla Syifa Azzahra.

Alhamdulillah persalinan berjalan lancar melalui kelahiran normal tanpa operasi caesar. Prosesnya juga berjalan cepat, Lely pergi ke rumah sakit bersalin pukul 2 siang, dan pukul 3.47 ia melahirkan.

Kemarin, saat aku dan Abang menjenguk ke rumah sakit bersalin, aku kira kondisi Lely masih lemah, ternyata justru sebaliknya, ia terlihat sangat baik dan fresh, ia sedang menyantap makan siangnya ketika kami tiba. Gembira sekali Lely & Wandi melihat kehadiran kami, kebetulan sahabatku yang lain, Yuli, juga ada di sana, ia telah tiba di sana sebelum kami. Di sana aku bertemu seluruh keluarga Lely, ada bapak dan ibunya yang sangat bahagia menyambut kehadiran cucu pertama mereka, juga ada kakak dan adik-adik Lely. Ada juga adik-adik Wandi.

Kehadiran Kayla membawa kebahagiaan bagi banyak orang, bukan saja ia adalah anak pertama dari Lely & Wandi, tapi juga cucu pertama bagi orang tua Lely dan orang tua Wandi, selamat datang, Kayla!

Monday, November 10, 2008

Hari Pertama Kembali Ke Kantor

Hari ini adalah hari pertama aku kembali bekerja setelah cuti menikah sejak tanggal 23 Oktober lalu. Ada rasa enggan bangun tadi pagi karena selama libur, aku bisa tidur lagi setelah sholat Subuh. Ada rasa berdebar juga, karena penampilanku sedikit berbeda. Alisku kecil bekas dicukur yang membuatku tidak pede. Di samping itu rambutku sekarang berponi karena bagian depan rambutku dipotong saat disanggul di hari pernikahanku. Menurut teman-teman aku kelihatan lebih fresh dengan poni, syukurlah, karena aku sempat tidak pede juga awalnya.
Beberapa teman memberi selamat karena mereka tidak bisa hadir saat hari pernikahanku.
Pekerjaanku tidak terlalu bertumpuk karena Endah menhandle semua pekerjaanku sebagaimana yang aku lakukan juga saat Endah cuti panjang. Praktis hari ini aku tidak sibuk dan lebih banyak meluangkan waktu untuk mengobrol dengan teman-temanku.

Friday, November 07, 2008

Ke Bandung

Awalnya aku berencana pergi ke Malang bersama keluarga, tapi seminggu setelah hari pernikahanku, aku sakit. Menurut tradisi Jawa, pengantin tidak dibolehkan bepergian sebelum sepasaran (5 hari). Setelah aku sembuh, mamaku yang sakit, mungkin kami berdua kelelahan dan sedikit stress.
Dari pada kami di rumah saja menghabiskan sisa liburan, aku dan Abang pergi ke Bandung. Tidak seperti acara jalan-jalanku biasanya yang selalu well-planned, perjalanan kami ke Bandung ini unplanned. Kami memutuskan untuk pergi naik angkutan umum. Dari rumah, kami naik busway ke Gambir. Dari halte busway Kramat Jati yang terdekat dari rumah kami, kami ganti sekali di halte Senen, langsung menuju Gambir. Setibanya di sana, kami langsung cek jadwal kereta ke Bandung, karena seperti saya bilang tadi, benar-benar unplanned. Ternyata jadwal keberangkatan terdekat adalah Argo Gede yang akan berangkat 20 menit lagi, sekitar jam 11. Maka kami bergegas membeli tiket, kemudian kami juga membeli makan siang di Hoka Hoka Bento. Setelah itu kami langsung naik ke kereta.
Kereta berangkat on time. Karena memang sudah waktunya makan siang, kami langsung menyantap Hoka Hoka Bento yang kami beli tadi. Setelah itu kami pikir kami akan ngantuk dan tertidur, ternyata tidak. Mungkin karena excited juga dengan liburan yang cukup spontan ini, kami malah ngobrol dan menikmati pemandangan. Tiga jam berlalu tidak terasa lama, kami telah tiba di stasiun Bandung.
Dari sana kami tadinya berencana menyewa mobil, kami telah membawa peta kota Bandung dari rumah. Ternyata, keterangan yang kami dapatkan, di sana tidak ada rental mobil yang istilahnya 'lepas kunci' (tanpa supir). Sedangkan untuk menyewa mobil beserta supir kami pikir tidak begitu perlu, mengingat program jalan-jalan kami ke Bandung juga belum jelas. Di samping itu harganya lumayan mahal, Rp. 450,000 per hari.
Lalu kami berjalan ke depan stasiun dan belum memutuskan akan menginap di mana. Tiba-tiba sebuah colt angkutan umum tujuan Lembang berhenti di depan kami. Budaya angkutan umum di mana-mana sama, berehenti di depan calon penumpang tanpa di minta. Kami pikir, mungkin asik juga menginap di salah satu hotel di Lembang. Akhirnya tanpa pikir panjang, kami segera naik colt umum tersebut. Kira-kira 1 jam perjalanan, kami tiba di Pasar Lembang. Dan kira-kira 500 m sesudahnya, kami berhenti di depan sebuah hotel. Singkat cerita, kami check in di hotel tersebut. Tempatnya bersih dan cukup bagus, pelayannya juga ramah-ramah dan membantu. Hari itu kami tidak berencana untuk pergi jauh-jauh. Kami mandi, istirahat sebentar, kemudian keluar untuk makan malam. Malam itu hujan, udaranya dingin sekali.
Keesokan harinya, kami berencana untuk pergi ke Ciater, berendam di kolam air hangat. Setelah sarapan nasi goreng di hotel yang rasanya enak juga, kami berangkat menuju Ciater. Kami naik angkutan umum dari depan hotel, berganti angkutan umum lain sekali lagi. Tapi entah bagaimana awalnya, kami berubah rencana untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dulu sebelum ke Ciater. Kami carter angkutan umum yang kami naiki tersebut, kami sepakat untuk membayar Rp. 100,000 untuk angkutan menuju Gunung (7-8 km jauhnya) dan kembali ke jalan besar, plus 2 tiket masuk. Pemandangan cukup indah, karena hari masih pagi dan udara kebetulan cerah.
Seturunnya kami dari Gunung, kami berhenti di sebuah kedai kecil untuk menikmati kopi susu sebelum melanjutkan perjalanan menuju Ciater.
Dari situ, ternyata kami cukup naik angkutan umum satu kali menuju Ciater, di sambung ojek. Karena jaraknya cuma sekitar 200m dari pangkalan ojek ke Ciater, kami memilih untuk berjalan kaki sambil olah raga, lagi pula udaranya sejuk dan menyenangkan.
Setibanya di Ciater, kami sholat, kemudian makan siang di sebuah kafe yang menyajikan masakan Sunda. Siang itu kami makan nasi timbel komplit, plus sambal yang enak sekali. Setelah kenyang, barulah kami menuju kolam renang. Karena hari itu bukan hari libur, kolam renang sepi sekali, tak lebih dari 10 orang yang ada di sana. Bahkan setelah mereka pergi, kami hanya berdua di sana. Enak sekali berendam menghilangkan penat sambil merilekskan pikiran. Sore harinya kami kembali ke hotel.
Keesokan paginya kami check out karena rute kami adalah dalam kota Bandung, jadi kami tidak perlu lagi kembali ke hotel untuk mengambil barang-barang kami. Lagi pula bawaan kami hanya 1 buah tas ransel yang dibawa Abang. Aku hanya bawa tas tanganku.
Pertama kami pergi ke jalan Setiabudhi, di mana berjejer beberapa factory outlet. Kami membeli beberapa pakaian yang kami suka. Dari situ kami bertanya ke satpam lokasi Saung Angklung Udjo. Yang satu ini aku dapat infonya dari adikku, dia bilang cukup menarik. Ternyata dari Setiabudhi kami cukup sekali naik angkutan umum, tiba di tempat tersebut yang ternyata berlokasi di Caheum. Ternyata menarik sekali di sana, tempatnya indah dan teduh, kesannya sangat natural karena terdiri dari bambu di mana-mana. Di sana kami juga berkesempatan untuk belajar memainkan alat musik angklung bersama pengunjung-pengunjung yang lain.
Puas bermain angklung, kemudian makan siang dan sholat di tempat tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju toko kue Kartika Sari untuk membeli oleh-oleh buat keluarga di rumah. Dan karena tergoda nasi timbel, kami makan lagi di sana :)
Selesai berbelanja oleh-oleh, kami langsung menuju stasiun untuk membeli tiket dan sholat, kebetulan kereta yang jadwalnya paling dekat akan berangkat 30 menit lagi.
Karena hari menjelang malam, tidak ada pemandangan yang bisa kami nikmati, maka kami tertidur hampir sepanjang perjalanan.
Kami turun di stasiun Jatinegara, kembali ke rumah.

Monday, October 27, 2008

Our Wedding Day

Kemarin, hari pernikahan kami telah kami lalui dengan selamat, Alhamdulillah segala sesuatunya berjalan baik meskipun tidak bisa dibilang sempurna.

Pukul 5 pagi aku bangun kemudian sholat Shubuh. Hari itu aku sudah tidak melakukan pekerjaan apa-apa. Pukul 6.30, aku mulai dirias. Sebelumnya aku sudah sarapan dan minum vitamin. Mbak Ipah yang meriasku cukup cekatan, sehingga pukul 9 pagi, aku sudah siap.

Rombongan pengantin pria tiba tepat waktu, sebelum pukul 9 pagi.

Entah kenapa aku gugup sekali, semoga hal itu wajar mengingat hari ini adalah momen bersejarah dalam hidupku.

Ketika aku keluar dari kamar rias menuju meja di mana akad nikah akan dilaksanakan, seluruh hadirin telah siap dan tinggal menungguku. Aku semakin gugup, sehingga aku begitu takut tidak bisa mengendalikan diri dan pingsan. Tak henti aku berdzikir dalam hati mohon ketenangan kepada Allah.

Kelihatannya Abang juga tak kalah gugup, ketika Penghulu membimbingnya membaca Ijab Qobul, ia tidak mengucapkannya dengan tepat. Syukurlah, ketika tiba saatnya harus membaca Ijab Qobul, Abang bisa membacanya dengan lancar tanpa harus diulang. Para hadirin terdengar menghela nafas lega. Hal itu sebenarnya terasa sedikit lucu buatku, karena ternyata para hadirin juga jadi ikut tegang menanti pembacaan Ijab Qobul Abang.

Aku senang sahabat-sahabatku bisa hadir saat Akad Nikah, aku senang di saat penting ini mereka bersedia mendampingiku.

Setelah Akad Nikah, acara syukuran juga berjalan baik, meskipun hujan turun cukup deras. Bahkan ada sedikit insiden, tenda yang berada tepat di depan organ tunggal jebol karena terlalu berat menahan air hujan. Tapi syukurlah kejadian itu tidak menimbulkan celaka. Selebihnya acara berjalan lancar, para tamu kelihatan menikmati hidangan dan juga cukup santai ngobrol-ngobrol. Bahkan Fahmi sahabat adikku dan Reza teman baikku sejak SMA menyumbang lagu indah untuk kami.
Di undangan kami jadwalkan acara berjalan pukul 11.00 - 14.00, tapi prakteknya acara baru berakhir pukul 16.00.

Kami semua lega bahwa tidak ada halangan yang berarti sepanjang berjalannya acara.

Malam harinya, Aku dan Abang sholat Tahajjud bersama sebagai wujud rasa syukur kami kepada Allah swt, Alhamdulillah.

Saturday, October 25, 2008

One Day Befor My Wedding

Besok adalah salah satu hari terpenting dalam hidupku, aku akan menikah. Dan hari ini cukup membuatku tegang, mengingat segala sesuatunya harus beres hari ini. Aku adalah calon pengantin yang merangkap event organizer, so semakin dekat hari H, kepalaku semakin pusing setiap kali mendengar ada ini dan itu yang belum beres.
Belum lagi Abang, calon suamiku, kemarin gusinya bengkak, sehingga pipi kanannya kelihatan sedikit menggembung. Hari ini aku tidak bertemu Abang, tapi beberapa kali aku menelepon memastikan bahwa besok pipinya tidak bengkak sebelah, karena akan sangat mengganggu pemandangan di foto-foto pernikahan kami besok.
Hari ini dan kemarin aku berpuasa, tapi bukannya makan saat berbuka di waktu maghrib, aku baru makan sekitar jam 8.30 malam. Aku rasanya kehilangan rasa lapar.
Beruntung, seorang sepupuku yang biasa aku sebut dengan panggilan Kuti, tadi menggiringku ke kamar dan memijat badanku, kebetulan beliau ini pandai memijat. Jadi selama sekitar 30 menit aku bisa melupakan sejenak urusan-urusan yang belum beres, dan menikmati pijitan Kuti.
Sebentar lagi aku akan tidur, meskipun rasanya sulit memejamkan mata. Tapi kalau kurang istirahat, besok kondisiku akan buruk, jadi aku paksakan untuk tidur, dan meyakinkan diri bahwa everything's gonna be fine.

Thursday, October 23, 2008

Lunch Bareng Sahabat-Sahabat di Hokben

Tiga hari lagi adalah hari pernikahanku, dan hari ini aku masih berkeliaran dengan mamaku ke Tanah Abang, ada beberapa keperluan lagi yang perlu dibeli. Heran juga rasanya, sejak seminggu yang lalu rasanya segala sesuatunya sudah beres, tapi ternyata sampai hari ini ada saja yang ketinggalan.
Kemarin aku bicara di telepon dengan sahabatku, Azzurrina. Hari ini kami janjian untuk lunch bareng di Hokben Pancoran, sekaligus memberikan undangan pernikahanku. Awalnya hanya aku, mamaku dan Azzurrina, tapi kemudian dua sahabat kami yang lain ikut serta, Bu Heboh dan Bu Dengan, membuat suasana jadi lebih meriah. Ada keharuan dan keceriaan saat kami lunch tadi. Aku memang merindukan moment-moment seperti ini yang akhir-akhir ini sudah sangat jarang bisa kami lakukan. Tapi walau tidak sering bertemu, di hatiku mereka tetap sahabat-sahabatku, kata orang, 'jauh di mata dekat di hati'...

Tuesday, October 21, 2008

MeNYeBaR uNDaNGaN

Kemarin kami disibukkan dengan penyebaran undangan. Target kami adalah undangan sudah tersebar semua selambat-lambatnya hari ini, mengingat hari ini adalah H-5. Abang mengantar undangan2 ke beberapa teman kami, dan Papaku cuti khusus untuk ke kantor pos untuk mengirimkan undangan-undangan ke teman-temannya dan saudara-saudara kami. Mamaku membagikan undangan kepada tetangga-tetangga kami. Sedangkan aku sendiri kemarin berkeliling kantorku untuk membagikan undangan kepada rekan-rekan sekantorku. Hari ini pun masih ada beberapa undangan yang belum diantar atau diposkan, tapi harus selesai semua hari ini.
Hari ini aku menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda, bersih-bersih mejaku, dan menitipkan pekerjaanku pada salah satu rekan kerjaku, Endah. Semua pekerjaanku akan diambil alih olehnya selama aku cuti, tanggal 23 Oktober sampai dengan 7 November. Aku akan kembali aktif bekerja lagi tanggal 10 November.
Sejujurnya, momen-momen menjelang pernikahanku ini sebenarnya cukup membuatku tegang. Tapi kami semua berusaha rileks, hal-hal yang kurang sempurna kami tanggapi dengan santai tapi tetap mencari solusi. Contohnya, ada sedikit kesalahan pada undangan kami. Nama lengkap kami tidak tertera pada undangan. Sebenarnya hal itu cukup mengganggu, tapi dari pada kami berkeluh kesah dan menggerutu atau mengomel, aku print nama lengkap kami berdua, kami gunting dan kami tempel di sebelah kanan bawah undangan kami. Model hurufnya kami sesuaikan dengan huruf pada undangan kami. Hasilnya not bad. Yuli, salah seorang sahabatku pada saat pertama kali melihat undangan tersebut tidak 'ngeh' bahwa nama lengkap kami itu adalah tempelan. Tapi ya kami jadi dapat pekerjaan tambahan menempel 400 buah undangan, alamak! Rumah kami penuh dengan potongan-potongan kertas. Kami 'lembur' sampai pukul 1 dini hari. Dan keesokan harinya kantung mataku tebal karena kurang tidur. Tapi kami tidak mengeluh kok, kami bersyukur bahwa sejauh ini tidak ada hambatan yang berarti, semoga ke depannya juga acara kami berjalan lancar, amiin.

Friday, October 17, 2008

Kartu Undangan

Kemarin sore kartu undangan kami siap dan bisa diambil di percetakan. Berdebar-debar rasanya menjelang kami mengambilnya, karena kami tidak sempat melihat hasil akhirnya. Sebenarnya kami juga yang salah, karena kami memesan undangannya pada saat libur lebaran. Dan sesuai dengan budaya orang yang berdomisili di Jakarta, saat lebaran hampir semua orang mudik, begitu juga dengan para pegawai percetakan di mana kami memesan.
Awalnya, kami memilih sebuah undangan berpita. Sebenarnya saya ingin model yang simple, tapi karena tidak menemukan contoh yang menarik, maka kami pilih salah satu undangan berpita yang contohnya terpampang di percetakan tersebut, yang juga cukup manis bagi kami, dilengkapi dengan terjemahan ayat Alqur'an dan puisi. Dan yang membuat kami panas dingin adalah, percetakan meragukan undangan kami itu bisa selesai pada waktunya, karena perlu waktu untuk melem pita dan lain-lain, sehubungan dengan para karyawannya yang belum kembali dari mudik lebaran.
Alhamdulillah, seorang teman papaku mengirimkan undangan pernikahan anaknya. Undangannya sangat simple, hanya terdiri dari satu lembar, terbungkus amplop, tanpa pita. Dan kami suka karena menurut kami idenya 'boleh juga', undangannya beda dari undangan pada umumnya, tidak berpanjang-panjang kata, cukup informasi yang diperlukan saja. Lalu kami bergegas menuju percetakan, memperlihatkan contoh undangan yang kami punya, dan kami harap bisa selesai lebih cepat dari pada undangan yang kami pesan sebelumnya. Kami bersyukur, orang percetakan menyanggupi dengan model yang simple itu, bisa selesai jauh lebih cepat. Dan ternyata, undangan selesai dalam waktu 5 hari. Tapi, untuk mempercepat prosesnya, kami tidak sempat lagi mengecek apakah ada kesalahan.
Dan kemarin sore, aku cukup lega. Walaupun undangan itu tidak sempurna, kesalahannya sangat minim dan tidak begitu penting', yaitu di amplop tertulis 'Yang terhaormat', seharusnya 'Yang terhormat'. Selebihnya - nama pengantin, nama orang tua, alamat rumah dan tanggal pernikahan - tidak ada kesalahan.

Wednesday, October 15, 2008

Persiapan Pernikahan

Sebelas hari lagi insya Allah adalah hari pernikahanku. Segala sesuatunya sedang dipersiapkan, ada yang sudah beres dan ada yang belum.
Sesuai rencana semula, akad nikah akan dilaksanakan pukul 9 pagi, dilanjutkan dengan syukuran pernikahan jam 11 pagi hingga jam 2 siang. Dan seperti yang telah kami rencanakan pula, acara pernikahan kami ini kami laksanakan secara sederhana di rumah. Undangan tidak terlalu banyak, hanya sanak saudara dan beberapa teman dekat plus teman kantor kami.
Surat-surat ke KUA dan penghulu sudah diurus langsung oleh Abang.
Untuk rias pengantin, pelaminan, peralatan makan, tenda, kursi dan AC, kami menggunakan jasa Mbak Ipah yang direkomendasikan oleh Bu Tuti, teman baik mamaku.
Karena rumah dan halaman rumahku tidak begitu luas, maka kami menggunakan halaman keluarga Pak Parman, tetangga depan rumah kami untuk seluruh acara, Alhamdulillah tetangga kami yang baik itu mengijinkan, semoga Allah membalas kebaikan hatinya.
Tetangga kami yang lain, keluarga Pak Hasan akan membantu kami untuk mengurus ijin dari PLN karena kami membutuhkan 3 pass listrik untuk keperluan AC. Dan tetangga kami yang lain lagi, Pak Romli, akan mengurus soal parkir para undangan, karena lokasi rumah kami di jalan kecil, tidak bisa dipergunakan untuk parkir.
Untuk urusan masakan, bude dan tanteku yang akan handle, mamaku tidak ingin menggunakan jasa katering, walaupun aku sudah ngotot dengan alasan lebih praktis. Sedangkan untuk kue-kue dan buah-buahan, aku minta bantuan salah seorang sahabatku, Yuli. Pamanku yang punya restoran bakso di depan Stasiun Cakung akan menyediakan bakso sebagai salah satu hidangan.
Kartu undangan masih dalam pengerjaan, mudah-mudahan bisa selesai sebelum tanggal 18 Oktober 2008.
Untuk souvenir, aku mendapat hadiah parfum dari kawan-kawan kantor - thanks so much to Mbak Audry & Mbak Rita - aku tinggal menyediakan botol-botol kecilnya saja.
Demikianlah dukungan dan bantuan dari keluarga, tetangga dan teman-teman tercinta, semoga Allah membalas kebaikan dan keikhlasan merekadengan berkah yang banyak. Dan semoga akad nikah kami berjalan lancar dan khidmat, demikian juga acara syukuran pernikahan kami lancar dan berkenan di hati para undangan. Amiin.

Wednesday, October 08, 2008

Suasana Lebaran Di Kantorku

Hari ini, hari ke 3 kami kembali aktif bekerja setelah libur lebaran, rekan-rekan di kantor baru mulai lengkap. Aku sendiri mulai masuk sejak hari pertama, kantor masih terasa lengang, sepertinya baru 50% pegawai yang masuk.

Dan seperti 2 lebaran yang sudah aku lalui selama aku bekerja di perusahaan ini, lebaran kali ini suasananya cukup meriah. Aku bekerja di sebuah perusahaan flavors & fragrances (essence perasa & pewangi) yang pegawainya cukup banyak, kira-kira 200 orang. Setelah libur lebaran, kami satu departemen biasanya berkeliling ke departemen-departemen lain secara rombongan, suasananya mirip-mirip dengan suasana sehabis sholat Ied di area rumahku, di mana tiap keluarga saling mengunjungi. Mengingat area perusahaan kami cukup luas, dan pegawainya cukup banyak, di saat seperti inilah kami berkesempatan menjelajahi hampir seluruh area dan bertemu hampir semua orang yang sebagian besar belum tentu kami kenal, karena biasanya kami hanya kenal orang-orang yang ada hubungan pekerjaannya. Menurutku hal ini bagus untuk mempererat tali silaturahmi antar pegawai, masa kami tidak saling kenal padahal berada di bawah payung yang sama.

Menurut teman-teman kantorku (dan juga sudah aku buktikan sendiri), kami berkeliling saat pertama kali masuk perusahaan untuk diperkenalkan ke seluruh karyawan dan juga untuk mengenal secara garis besar pekerjaan di perusahaan ini, kemudian setiap habis libur lebaran, dan ketika menyebarkan undangan pernikahan.

Tuesday, October 07, 2008

Bergunjing dengan 'cerdik'

Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan seseorang yang cukup aku kenal, tapi lama tidak kujumpai. Ia adalah kerabat mamaku, namanya tidak perlu aku sebutkan di sini. Mungkin ia juga sedang teringat kepadaku.

Orangnya sebenarnya cukup menyenangkan diajak ngobrol, sayangnya ia senang bergunjing tentang orang lain. Awalnya aku tidak begitu memperhatikan hal tersebut, tapi semakin sering ngobrol dengannya, ada begitu banyak hal tentang orang lain yang tidak perlu kami ketahui, justru kami ketahui secara cukup mendetil. Memang sih yang ia ceritakan itu kadang bukan 'top secret', tapi menurutku, tidak perlu juga harus disebar luaskan. Dan hebatnya lagi, ia melakukannya dengan cara yang cukup cerdik, ia tidak perlu mengatakan terus terang bahwa Si A jahat, atau si B melakukan hal yang memalukan, atau si C hidupnya melarat, tapi melalui kata-katanya, suatu opini dengan sendirinya terbentuk dalam benak kita tentang orang-orang yang digunjingkannya itu. Sejujurnya, perlu bertahun-tahun mengenal orang ini dengan baik, baru aku bisa melihat 'kelebihannya' ini.

Yah, itulah sedikit cerita tentang dirinya, aku sih berharap ia bisa menghentikan kebiasaanya itu, mengingat ia sudah punya beberapa anak dan cucu yang perlu diberi contoh bersikap yang baik.

Monday, October 06, 2008

Mengenang Ibu Yohanna

Ibu Yohanna, yang biasa aku sapa dengan sebutan Tante, adalah Ibunda sahabatku, Azzurrina. Pertama kali aku mengenal beliau tahun 1994/1995, ketika itu aku sering menginap di rumah sahabatku itu saat akhir pekan. Di mataku, beliau adalah sosok yang cantik, ramah dan lembut tutur katanya. Beliau juga seseorang yang tidak suka berdiam diri, beliau menikmati perannya sebagai seorang wanita pekerja di samping perannya sebagai seorang istri dan ibu dari ketiga putra-putrinya.
Aku ingat, dulu beliau bersama ibundanya yang biasa aku sapa Oma, senang menyediakan masakan-masakan Menado, daerah asal beliau, terutama di hari-hari istimewa. Aku juga ingat, beliau pernah memberi hadiah ulang tahun untuk mamaku, yaitu tea set dan tempat lilin, yang sampai sekarang masih kami simpan dengan baik.
Tanggal 5 Oktober 2008, di usia 61 tahun, beliau menghadap Sang Pencipta akibat penyakit diabetes yang beliau derita, yang juga mempengaruhi kesehatan paru-paru beliau. Terakhir kali aku bertemu beliau di RS Dharmais, saat aku menjenguk sahabatku, beberapa bulan yang lalu.
Banyak teman, kerabat dan tetangga yang hadir mengungkapkan belasungkawa yang mendalam melepas kepergian beliau. Beliau dicintai oleh banyak orang karena beliau mencintai banyak orang semasa hidupnya.

Sunday, October 05, 2008

Tertipu

Kemarin, masih dalam suasana lebaran, ada hal yang tidak begitu baik terjadi padaku. Aku dan mamaku sedang duduk-duduk di teras rumah kami, saat sebuah mobil mengangkut 2 buah spring bed satu lapis. Kami mobil tersebut sedang mencari alamat tetanggaku yang membeli barang tersebut. Ternyata tidak seperti yang kami duga, si pembawa spring bed tersebut menawarkan spring bed tersebut untuk kami beli. Mereka mengatakan bahwa mereka bekerja di sebuah toko mebel, dan bossnya tidak memberikan uang sebagai THR, tapi memberikan dagangannya, yaitu spring bed tersebut untuk dijual dan uang hasil penjualannya adalah sebagai THR buat mereka. Awalnya kami tidak tertarik, karena kami tidak membutuhkan spring bed baru. Tapi kemudian aku ingat Abang (tunanganku), belum mempunyai tempat tidur di rumah yang akan kami tempati kelak. Awalnya harga yang ditawarkan adalah 800 ribu rupiah. Tapi kami menawar dengan harga 400 ribu rupiah, dan akhirnya kami setuju untuk membayar 500 ribu rupiah. Anehnya, aku sama sekali tidak memeriksa barang yang aku beli tersebut, bahkan menyentuhnya pun tidak. Setelah orang-orang tersebut pergi, baru aku perhatikan bahwa ukuran tempat tidur tersebut kecil, lebarnya tidak lebih dari 1.4 m, dan panjangnya kurang dari 2 m.
Kesimpulannya, aku tertipu. Kecewa? Tentunya iya.
Tapi aku pikir tidak ada gunanya meratapi uang yang sudah melayang tersebut, tapi dari pada tempat tidur tersebut tidak terpakai karena menurut Abang bisa jebol dalam waktu 2-3 bulan jika ditiduri oleh orang dewasa, maka aku memutuskan untuk memberikannya kepada tetanggaku yang masih anak-anak, sebagai amal. Semoga Allah bersedia menerima amalku, dan semoga tempat tidur bermanfaat dan bisa menyenangkan hati anak tetanggaku itu.
Lalu bagaimana dengan 'para penipu' itu? Sungguh mereka bukanlah urusanku. Tanggung jawab mereka adalah kepada Allah, bukan kepadaku.