Thursday, December 25, 2008

Positif Hamil

Pagi ini aku dan Abang begitu bahagia karena hasil test kehamilanku dengan test pack hasilnya positif. Buatku hal ini bukan saja menggembirakan tapi juga mengejutkan, aku benar-benar tidak menduga Allah akan sedemikian cepat menganugerahkan keturunan kepada kami. Abang langsung melakukan sujud syukur begitu aku memperlihatkan hasil test tersebut.
Mamaku juga sangat bahagia, karena sebenarnya beliau sempat mengkhawatirkan keadaanku, mengingat dalam keluarga kami, banyak wanita-wanita yang tidak dikaruniai anak. Dari pihak keluarga papaku, keempat kakak wanitanya tidak memiliki anak. Sementara dari pihak keluarga mamaku, bude mamaku juga tidak memiliki anak. Belum lagi omongan beberapa kerabat yang khawatir karena keluarga kami memelihara kucing yang merupakan salah satu binatang penular virus toksoplasmosis di samping anjing dan burung.
Tapi untuk lebih yakinnya, tentunya aku harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Wednesday, December 24, 2008

Last Working Day Of 2008

Hari ini adalah hari kerja terakhir di tahun 2008. Suasana di kantor rasanya seolah liburan telah tiba, kami berpakaian non formal dan tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan.
Siang harinya kami pergi ke Hema Cafe di area TIS Square untuk makan siang. Waktu makan siang kami pun jauh lebih panjang dari biasanya. Kami berangkat pukul 11.30 dan baru tiba di kantor pukul 14.30.
Sudah bebarapa kali kami pergi ke sana. Makanan yang sudah pernah aku coba adalah cream soup, spagetti bolognese, lasagna, beef sandwich, tenderloin steak dan nasi goreng. Dan siang itu aku mencoba satu menu baru di cafe tersebut, Sop Buntut Goreng. Dan seperti menu-menu yang lainnya, menu yang satu ini pun cukup enak.

Wednesday, November 26, 2008

Telaga Seafood Restaurant

Ini pertama kalinya aku mencoba menulis tentang kuliner, mudah-mudahan hasilnya nggak malu-maluin :)
Kemarin kebetulan aku dan teman-teman kantor berkesempatan untuk makan siang bersama di Telaga Seafood Restaurant yang lokasinya sekitar 700m keluar dari Pintu Tol Cibubur. Venuenya cukup menarik karena tepat berada di tepi danau Jambore. Jika sore hari tentu udaranya lebih sejuk dan pemandangannya juga lebih teduh. Berhubung kami pergi siang hari, panasnya cukup terasa meskipun sudah dibantu oleh beberapa kipas angin besar.
Pelayanannya cukup memuaskan. Mengingat cukup banyak restoran yang menyajikan menu lezat tapi kita harus menunggu cukup lama sampai makanan dihidangkan, Telaga Restaurant termasuk cepat dalam menyajikan hidangan-hidangan yang kami pesan. Untuk kapasitas 20 orang, seluruh hidangan siap dalam waktu sekitar 20 menit.
Sambil menunggu hidangan tersaji, kami disuguhi asinan bengkoang. Rasanya agak pedas, oke juga untuk pembangkit selera, meskipun kemarin kami tidak terlalu membutuhkannya karena perut kami semua sudah keroncongan dan siap menyantap apapun yang dihidangkan :)
Ikan Kuwe bakarnya enak, matang dan berani bumbu. Makannya dicocol di sambal kecap atau sambal terasi yang dihidangkan di piring-piring kecil. Ikan Gurame gorengnya juga gurih dan crispy, cocok sekali dengan sambel kecapnya. Udang peci rebusnya juga fresh dan manis. Dan yang paling menggugah selera adalah Cumi Saus Padang yang memadukan rasa manis asin dan pedas dalam saus kental yang warnanya sangat menggoda. Aku bukan penggemar masakan cumi, tapi kemarin aku acungkan jempol buat menu yang satu ini. Selebihnya ada beberapa menu sayur seperti gado-gado dan karedok, cah kangkung dan tauge cah ikan asin. Ada juga tahu dan tempe goreng sebagai side dish.
Kemudian, makan siang kami ditutup dengan hidangan es potong. Aku makan es potong kacang ijo, rasanya enak, butir-butir kacang ijo menempel di es potong tersebut, dibalut coklat, yummy!!!
Untuk harga, memang tidak tergolong murah, meskipun bukan berarti super mahal. Menurutku, uang yang kami keluarkan seimbang dengan kepuasan yang kami dapatkan.

Monday, November 17, 2008

Selamat Datang Kayla!

Tanggal 15 November 2008, pukul 3.47 sore, sahabatku, Lely & Wandi menerima karunia Allah berupa kelahiran putri pertama mereka, yang diberi nama Kayla Syifa Azzahra.

Alhamdulillah persalinan berjalan lancar melalui kelahiran normal tanpa operasi caesar. Prosesnya juga berjalan cepat, Lely pergi ke rumah sakit bersalin pukul 2 siang, dan pukul 3.47 ia melahirkan.

Kemarin, saat aku dan Abang menjenguk ke rumah sakit bersalin, aku kira kondisi Lely masih lemah, ternyata justru sebaliknya, ia terlihat sangat baik dan fresh, ia sedang menyantap makan siangnya ketika kami tiba. Gembira sekali Lely & Wandi melihat kehadiran kami, kebetulan sahabatku yang lain, Yuli, juga ada di sana, ia telah tiba di sana sebelum kami. Di sana aku bertemu seluruh keluarga Lely, ada bapak dan ibunya yang sangat bahagia menyambut kehadiran cucu pertama mereka, juga ada kakak dan adik-adik Lely. Ada juga adik-adik Wandi.

Kehadiran Kayla membawa kebahagiaan bagi banyak orang, bukan saja ia adalah anak pertama dari Lely & Wandi, tapi juga cucu pertama bagi orang tua Lely dan orang tua Wandi, selamat datang, Kayla!

Monday, November 10, 2008

Hari Pertama Kembali Ke Kantor

Hari ini adalah hari pertama aku kembali bekerja setelah cuti menikah sejak tanggal 23 Oktober lalu. Ada rasa enggan bangun tadi pagi karena selama libur, aku bisa tidur lagi setelah sholat Subuh. Ada rasa berdebar juga, karena penampilanku sedikit berbeda. Alisku kecil bekas dicukur yang membuatku tidak pede. Di samping itu rambutku sekarang berponi karena bagian depan rambutku dipotong saat disanggul di hari pernikahanku. Menurut teman-teman aku kelihatan lebih fresh dengan poni, syukurlah, karena aku sempat tidak pede juga awalnya.
Beberapa teman memberi selamat karena mereka tidak bisa hadir saat hari pernikahanku.
Pekerjaanku tidak terlalu bertumpuk karena Endah menhandle semua pekerjaanku sebagaimana yang aku lakukan juga saat Endah cuti panjang. Praktis hari ini aku tidak sibuk dan lebih banyak meluangkan waktu untuk mengobrol dengan teman-temanku.

Friday, November 07, 2008

Ke Bandung

Awalnya aku berencana pergi ke Malang bersama keluarga, tapi seminggu setelah hari pernikahanku, aku sakit. Menurut tradisi Jawa, pengantin tidak dibolehkan bepergian sebelum sepasaran (5 hari). Setelah aku sembuh, mamaku yang sakit, mungkin kami berdua kelelahan dan sedikit stress.
Dari pada kami di rumah saja menghabiskan sisa liburan, aku dan Abang pergi ke Bandung. Tidak seperti acara jalan-jalanku biasanya yang selalu well-planned, perjalanan kami ke Bandung ini unplanned. Kami memutuskan untuk pergi naik angkutan umum. Dari rumah, kami naik busway ke Gambir. Dari halte busway Kramat Jati yang terdekat dari rumah kami, kami ganti sekali di halte Senen, langsung menuju Gambir. Setibanya di sana, kami langsung cek jadwal kereta ke Bandung, karena seperti saya bilang tadi, benar-benar unplanned. Ternyata jadwal keberangkatan terdekat adalah Argo Gede yang akan berangkat 20 menit lagi, sekitar jam 11. Maka kami bergegas membeli tiket, kemudian kami juga membeli makan siang di Hoka Hoka Bento. Setelah itu kami langsung naik ke kereta.
Kereta berangkat on time. Karena memang sudah waktunya makan siang, kami langsung menyantap Hoka Hoka Bento yang kami beli tadi. Setelah itu kami pikir kami akan ngantuk dan tertidur, ternyata tidak. Mungkin karena excited juga dengan liburan yang cukup spontan ini, kami malah ngobrol dan menikmati pemandangan. Tiga jam berlalu tidak terasa lama, kami telah tiba di stasiun Bandung.
Dari sana kami tadinya berencana menyewa mobil, kami telah membawa peta kota Bandung dari rumah. Ternyata, keterangan yang kami dapatkan, di sana tidak ada rental mobil yang istilahnya 'lepas kunci' (tanpa supir). Sedangkan untuk menyewa mobil beserta supir kami pikir tidak begitu perlu, mengingat program jalan-jalan kami ke Bandung juga belum jelas. Di samping itu harganya lumayan mahal, Rp. 450,000 per hari.
Lalu kami berjalan ke depan stasiun dan belum memutuskan akan menginap di mana. Tiba-tiba sebuah colt angkutan umum tujuan Lembang berhenti di depan kami. Budaya angkutan umum di mana-mana sama, berehenti di depan calon penumpang tanpa di minta. Kami pikir, mungkin asik juga menginap di salah satu hotel di Lembang. Akhirnya tanpa pikir panjang, kami segera naik colt umum tersebut. Kira-kira 1 jam perjalanan, kami tiba di Pasar Lembang. Dan kira-kira 500 m sesudahnya, kami berhenti di depan sebuah hotel. Singkat cerita, kami check in di hotel tersebut. Tempatnya bersih dan cukup bagus, pelayannya juga ramah-ramah dan membantu. Hari itu kami tidak berencana untuk pergi jauh-jauh. Kami mandi, istirahat sebentar, kemudian keluar untuk makan malam. Malam itu hujan, udaranya dingin sekali.
Keesokan harinya, kami berencana untuk pergi ke Ciater, berendam di kolam air hangat. Setelah sarapan nasi goreng di hotel yang rasanya enak juga, kami berangkat menuju Ciater. Kami naik angkutan umum dari depan hotel, berganti angkutan umum lain sekali lagi. Tapi entah bagaimana awalnya, kami berubah rencana untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dulu sebelum ke Ciater. Kami carter angkutan umum yang kami naiki tersebut, kami sepakat untuk membayar Rp. 100,000 untuk angkutan menuju Gunung (7-8 km jauhnya) dan kembali ke jalan besar, plus 2 tiket masuk. Pemandangan cukup indah, karena hari masih pagi dan udara kebetulan cerah.
Seturunnya kami dari Gunung, kami berhenti di sebuah kedai kecil untuk menikmati kopi susu sebelum melanjutkan perjalanan menuju Ciater.
Dari situ, ternyata kami cukup naik angkutan umum satu kali menuju Ciater, di sambung ojek. Karena jaraknya cuma sekitar 200m dari pangkalan ojek ke Ciater, kami memilih untuk berjalan kaki sambil olah raga, lagi pula udaranya sejuk dan menyenangkan.
Setibanya di Ciater, kami sholat, kemudian makan siang di sebuah kafe yang menyajikan masakan Sunda. Siang itu kami makan nasi timbel komplit, plus sambal yang enak sekali. Setelah kenyang, barulah kami menuju kolam renang. Karena hari itu bukan hari libur, kolam renang sepi sekali, tak lebih dari 10 orang yang ada di sana. Bahkan setelah mereka pergi, kami hanya berdua di sana. Enak sekali berendam menghilangkan penat sambil merilekskan pikiran. Sore harinya kami kembali ke hotel.
Keesokan paginya kami check out karena rute kami adalah dalam kota Bandung, jadi kami tidak perlu lagi kembali ke hotel untuk mengambil barang-barang kami. Lagi pula bawaan kami hanya 1 buah tas ransel yang dibawa Abang. Aku hanya bawa tas tanganku.
Pertama kami pergi ke jalan Setiabudhi, di mana berjejer beberapa factory outlet. Kami membeli beberapa pakaian yang kami suka. Dari situ kami bertanya ke satpam lokasi Saung Angklung Udjo. Yang satu ini aku dapat infonya dari adikku, dia bilang cukup menarik. Ternyata dari Setiabudhi kami cukup sekali naik angkutan umum, tiba di tempat tersebut yang ternyata berlokasi di Caheum. Ternyata menarik sekali di sana, tempatnya indah dan teduh, kesannya sangat natural karena terdiri dari bambu di mana-mana. Di sana kami juga berkesempatan untuk belajar memainkan alat musik angklung bersama pengunjung-pengunjung yang lain.
Puas bermain angklung, kemudian makan siang dan sholat di tempat tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju toko kue Kartika Sari untuk membeli oleh-oleh buat keluarga di rumah. Dan karena tergoda nasi timbel, kami makan lagi di sana :)
Selesai berbelanja oleh-oleh, kami langsung menuju stasiun untuk membeli tiket dan sholat, kebetulan kereta yang jadwalnya paling dekat akan berangkat 30 menit lagi.
Karena hari menjelang malam, tidak ada pemandangan yang bisa kami nikmati, maka kami tertidur hampir sepanjang perjalanan.
Kami turun di stasiun Jatinegara, kembali ke rumah.

Monday, October 27, 2008

Our Wedding Day

Kemarin, hari pernikahan kami telah kami lalui dengan selamat, Alhamdulillah segala sesuatunya berjalan baik meskipun tidak bisa dibilang sempurna.

Pukul 5 pagi aku bangun kemudian sholat Shubuh. Hari itu aku sudah tidak melakukan pekerjaan apa-apa. Pukul 6.30, aku mulai dirias. Sebelumnya aku sudah sarapan dan minum vitamin. Mbak Ipah yang meriasku cukup cekatan, sehingga pukul 9 pagi, aku sudah siap.

Rombongan pengantin pria tiba tepat waktu, sebelum pukul 9 pagi.

Entah kenapa aku gugup sekali, semoga hal itu wajar mengingat hari ini adalah momen bersejarah dalam hidupku.

Ketika aku keluar dari kamar rias menuju meja di mana akad nikah akan dilaksanakan, seluruh hadirin telah siap dan tinggal menungguku. Aku semakin gugup, sehingga aku begitu takut tidak bisa mengendalikan diri dan pingsan. Tak henti aku berdzikir dalam hati mohon ketenangan kepada Allah.

Kelihatannya Abang juga tak kalah gugup, ketika Penghulu membimbingnya membaca Ijab Qobul, ia tidak mengucapkannya dengan tepat. Syukurlah, ketika tiba saatnya harus membaca Ijab Qobul, Abang bisa membacanya dengan lancar tanpa harus diulang. Para hadirin terdengar menghela nafas lega. Hal itu sebenarnya terasa sedikit lucu buatku, karena ternyata para hadirin juga jadi ikut tegang menanti pembacaan Ijab Qobul Abang.

Aku senang sahabat-sahabatku bisa hadir saat Akad Nikah, aku senang di saat penting ini mereka bersedia mendampingiku.

Setelah Akad Nikah, acara syukuran juga berjalan baik, meskipun hujan turun cukup deras. Bahkan ada sedikit insiden, tenda yang berada tepat di depan organ tunggal jebol karena terlalu berat menahan air hujan. Tapi syukurlah kejadian itu tidak menimbulkan celaka. Selebihnya acara berjalan lancar, para tamu kelihatan menikmati hidangan dan juga cukup santai ngobrol-ngobrol. Bahkan Fahmi sahabat adikku dan Reza teman baikku sejak SMA menyumbang lagu indah untuk kami.
Di undangan kami jadwalkan acara berjalan pukul 11.00 - 14.00, tapi prakteknya acara baru berakhir pukul 16.00.

Kami semua lega bahwa tidak ada halangan yang berarti sepanjang berjalannya acara.

Malam harinya, Aku dan Abang sholat Tahajjud bersama sebagai wujud rasa syukur kami kepada Allah swt, Alhamdulillah.

Saturday, October 25, 2008

One Day Befor My Wedding

Besok adalah salah satu hari terpenting dalam hidupku, aku akan menikah. Dan hari ini cukup membuatku tegang, mengingat segala sesuatunya harus beres hari ini. Aku adalah calon pengantin yang merangkap event organizer, so semakin dekat hari H, kepalaku semakin pusing setiap kali mendengar ada ini dan itu yang belum beres.
Belum lagi Abang, calon suamiku, kemarin gusinya bengkak, sehingga pipi kanannya kelihatan sedikit menggembung. Hari ini aku tidak bertemu Abang, tapi beberapa kali aku menelepon memastikan bahwa besok pipinya tidak bengkak sebelah, karena akan sangat mengganggu pemandangan di foto-foto pernikahan kami besok.
Hari ini dan kemarin aku berpuasa, tapi bukannya makan saat berbuka di waktu maghrib, aku baru makan sekitar jam 8.30 malam. Aku rasanya kehilangan rasa lapar.
Beruntung, seorang sepupuku yang biasa aku sebut dengan panggilan Kuti, tadi menggiringku ke kamar dan memijat badanku, kebetulan beliau ini pandai memijat. Jadi selama sekitar 30 menit aku bisa melupakan sejenak urusan-urusan yang belum beres, dan menikmati pijitan Kuti.
Sebentar lagi aku akan tidur, meskipun rasanya sulit memejamkan mata. Tapi kalau kurang istirahat, besok kondisiku akan buruk, jadi aku paksakan untuk tidur, dan meyakinkan diri bahwa everything's gonna be fine.